Cerita dewasa permainan sex dengan tante linda 35 tahun
Cerita sek - Aku seorang pria mendukung 40 tahun, wiraswastawan, dan bukan seorang petualang seks yang mencari cari hubungan seks mana mana. Kejadian yang saya alami kira-kira dua tahun yang lalu ini adalah salah satu pertimbangan belaka, begitu harus kuakui bahwa saya sangat menikmatinya dan kadang-kadang harus dapat mengulangi lagi.
Pekerja saya membuat banyak pertemuan dengan ibu-ibu rumah tangga ditempat kediaman mereka. Beberapa langganan lama kadang-kadang menemuiku dengan masih tidur atau cepat. Pakaian tersebut kadang-kadang cukup dan tipis dan sering diputar di tubuh si pemakai yang sering tanpa BH, maklum mereka kadang-kadang tidak mandi dan merias diri karena aku pagi hari mereka untuk mencari waktu.
Salah satu pelangganku setiaku, sebut saja Bu Linda, seorang ibu rumah tangga yang meminta 40 tahunan, memintaku untuk datang ke suatu tempat di kompleks apartemen di bilangan Jakarta Barat. Seperti biasa aku datang pagi pada hari yang dijanjikan. Bu Linda adalah pelanggan lamaku dan hubungan kami sudah cukup akrab, lebih sebagai teman dan bukan hubungan bisnis gratis. Hari itu Bu Linda menemuiku dengan memakai daster, lalu berdada agak rendah, panjangnya setengah paha, jadi cukup pendek.
Dia adalah seorang wanita yang cukup cantik, berkulit putih bersih (Cina), langsing dengan pinggul lebar, pantat yang menonjol dan dada yang sedang sedang saja. Wanita yang menarik dan sangat ramah. Tapi ini adalah yang pertama kali ia menemuiku dalam pakaian seperti itu, bahkan yang pernah dengan pakaian yang sangat tipis dan seksi, entah sengaja atau tidak, yang jelas, selama ini ia tidak pernah menunjukkan tingkah laku yang ingin berbicara tentang hal hal yang menjurus. Dan akupun tidak pernah mencoba untuk melakukan tindakan yang mengarah pada kesitu, maklum, bukan gayaku, karena harus kuakui itu yang lebih sering ingin juga dilakukan.
Seperti biasa kami duduk di acara pertemuan. Setelah urusan selesai kami bercakap cakap seperti layaknya antar teman, tapi kali ini pandanganku sering tertuju kearah pahanya. Karena dia duduk dengan kaki terbuka sehingga sebagian besar terpampang dengan jelas di hadapanku, begitu putih dan mulus. Ternyata kadang-kadang sekilas terlihat celana dalam yang berwarna biru muda pada saat ia mengganti posisi yang didukung. Dan yang lebih menarik lagi, aku bisa melihat buah dadanya yang tidak terbungkus BH jika dia menunduk, tidak bisa melihat kapan pun bisa melihat pentilnya yang berwarna cokelat tua.
Sejak 4 hari aku tidak melakukan hubungan seks karena istriku sedang haid, padahal biasanya kami lakukan setiap hari. Karena itu aku berada dalam tegangan yang cukup tinggi. Pemandangan menarik dihadapanku membuatku agak gelisah. Gelisah karena kepingin, pasti, tapi gelisah karena kontolku yang mulai ngaceng agak terjepit dan sakit. Disamping itu aku tidak ingin Bu Linda memperhatikan keadaanku. Hal ini membuat saya jadi salah tingkah, terutama karena kontolku sekarang sudah ngaceng penuh dan sakit karena terjepit. Aku ingin memohon diri, tapi bagaimana caranya dengan kontol yang ngaceng, pasti kelihatan. Tidak ada yang bisa mengenakkan. Bangun salah, dudukpun salah.
Tiba tiba Bu Linda berkata, "Pak Yan (kependekan dari Yanto, namaku), kontolnya ngaceng ya?"
Aku suka disambar petir. Bu Linda yang selama ini sangat ramah dan sopan bertanya apakah kontolku ngaceng, membuatku benar benar tergagap dan menjawab, "E .. iya nih Bu, tahu kenapa."
Bu Linda tersenyum sambil berkata, “Baru lihat paha aku sudah ngaceng, apa lagi kalau aku sudah terima kasih memek aku, bisa muncrat tuh titit. Ngomong ngomong kontolnya engga kejepit tuh Pak? ”
Kali ini aku sudah siap, atau sudah nekat, entahlah, yang jelas aku segera berdiri dan membetulkan posisi kontolku yang dari tadi agak tertekuk dan berkata, "Mau dong Bu lihat memeknya, entar aku terima lihat kontol aku dah."
Bu Linda pun berdiri dan mengulurkan kontol kearahku, memegangnya dari luar celana dan meremas remas kontolku, lalu berkata, “Bener nih, tapi lihat aja ya, engga boleh pegang.”
Kemudian dia melangkah mundur selangkah, dibuka dasternya dan kemudian celana dipasang dan dilepas di dalam pinggul bulat dua langkah dihadapanku. Kemudian dia duduk kembali kali ini dengan mengangkangkan lebar lebar sambil berkata, "Ayo buka celananya Pak, saya ingin lihat kontol Bapak."
Sambil membuka pakaianku Aku memperhatikan tubuh Bu Linda. Teteknya sedang sedang, 36 B, putih dan membulat kencang, pentilnya cokelat tua dan agak panjang, mungkin sering dihisap, maklum memutus dua, lalu selangkangannya, bersih tanpa selembar bulupun, total dicukur botak, mudah dicukur karena aku suka suka memek yang suka banyak, lebih suka yang botak. Lalu bibir memeknya juga cukup panjang berwarna coklat muda, dibuka lebih dulu tutup memek yang tampak merah muda dan berkilatan, agaknya sudah agak basah.
Yang paling menarik adalah itilnya yang sangat besar, hampir sebesar jariku, kepala itilnya tampak merah muda menyembul separuh dari kulit yang ditutupinya, seperti kontol kecil yang tidak disunat, luar biasa, belum pernah aku lihat itil sebesar itu. photomemek.com Tangan Bu Linda mengusap usap bagian luar memeknya, kemudian telunjuknya masuk ke dalam lubang memek yang sudah merekah indah dan membuka lahan seperti kontol yang keluar masuk memek. Sementara tangan yang satu lagi memegang itilnya antara telunjuk dan ibu jari dan memilin milin itilnya dengan cepat.
Akupun tidak mau kalah dan mengusap usap kepala kontolku yang 14 cm, kemudian menggenggam batangnya dan mulai mengocok sambil terus melihat Bu Linda. Bu Linda mulai mendesah desah dan memeknyapun mulai menimbulkan suara berdecak decak karena basah, tampak air memek yang berwarna putih susu sedikit membasahi selangkangannya. Kami onani sambil saling memperhatikan. Sungguh tidak pernah kusangka apa yang sedang dilakukan bareng bareng seorang wanita rasanya begitu nikmat.
Saat hampir nyemprot, aku menahan kocokanku dan menghampiri Bu Linda yang terus menusuk dengan cepat. Aku berjongkok dihadapannya dan lidahkupun mulai menjilati memeknya. Bu Linda mencabut jarinya dan membiarkan aku menjilati memeknya, meminta meremas remas kedua teteknya dengan keras. Aku menjulurkan lidah ke dalam lubang memek yang menganga lebar dan menusuk nusukkan lidahku seperti ngentot, Bu Linda mulai mengerang dan tak lama mulai menarik kepalaku kearah selangkangannya membuat ku suka menggunakan sarung tangan tertutup, lalu terasalah memeknya berkedut kedut dan naik
Rupanya Bu Linda sudah diterima Tapi aku tidak puas dengan hanya menjilati lubang memeknya, sasaranku berikutnya adalah si itil besar. Mula mula kujilat jilat kepala itil yang menyembul dari kulit itu, lalu kumasukkan seluruh itilnya kemulutku dan mulailah aku menyedot nyedot sang itil. Belum pernah begitu merasakannya di dalam mulut dengan begitu jelas, dalam hatiku berpikir, “Begini rupanya ngisep 'kontol kecil'”.
Maklum itilnya benar benar seperti kontol kecil. Bu Linda mengerang erang dan menggoyang goyangkan pinggulnya kekiri sehingga aku bisa mengatur pinggulnya dengan tanganku yang membuatnya tidak terlepas dari hisapanku. Tidak lama dia mengeluarkan lenguhan yang keras dan memeknya pun kembali berdenyut dengan keras, kali ini dengan meningkatkan cairan putih susu yang agak banyak. Rupanya orgasme kedua telah tiba. Aku melepaskan itilnya dari mulutku dan mulai menjilati cairan memeknya hingga bersih. Sungguh nikmat rasanya.
Bu Linda tergolek dengan lemasnya seperti balon yang kurang angin. Akupun berdiri dan mulai mengocok lagi kontolku yang sudah terlalu keras dan tegang. Mata Bu Linda mengambil setiap gerakan tanganku mempermainkan kontolku. Saat aku hampir mencapai orgasme, kudekatkan dickku ke mukanya dan Bu Linda segera membuka mulutnya dan menghisap kontolku dengan lembutnya. Aku sungguh tidak sanggup lagi bertahan karena hisapannya yang begitu nikmat, maka akupun menyemprotkan air maniku di mulutnya. Rasanya belum pernah aku menyemprotkan senikmat itu dan kontolku sebagai tidak mau berhenti menyemprot. Begitu banyak semprotanku, tetapi tidak tampak setetespun air mani yang keluar dari mulut Bu Linda, semuanya ditelan habis.
Karena kami selalu meluncurkan bareng jika bertemu, dan percaya atau tidak, aku belum memasukkan kontolku ke dalam memeknya. Kami sudah sangat puas dengan ngocok bersama sama. Sayangnya dia sekeluarga pindah keluar, jadi aku sekarang kehilangan temen ngocok bareng. Tapi kenangan itu tetap ada di hatiku.
Mungkin ada ibu-ibu atau pasangan yang suka ngocok bareng dengan email, tolong kirim e-mail, pasti akan kubalas. Percayalah, lebih nikmat ngocok bareng dari pada sendiri sendiri.
Demikianlah Cerita Dewasa tentang Seks Ibu rumah tangga panas, Seks Ibu rumah tangga yang membahas 40 tahun dengan pria yang juga memenangkan 40 tahun, selingkuh dan melibatkan hubungan seks dengan tanpa disengaja dan dilanjutkan dengan disengaja, sekarang Seks Rumah tangga tak ada cuman ibu muda, ibu berumur 40 tahun juga bisa mengubah Seks Ibu rumah tangga
Komen di orgasex untuk mendapatkan cerita sex yang di inginkan 😘😘😘
Pekerja saya membuat banyak pertemuan dengan ibu-ibu rumah tangga ditempat kediaman mereka. Beberapa langganan lama kadang-kadang menemuiku dengan masih tidur atau cepat. Pakaian tersebut kadang-kadang cukup dan tipis dan sering diputar di tubuh si pemakai yang sering tanpa BH, maklum mereka kadang-kadang tidak mandi dan merias diri karena aku pagi hari mereka untuk mencari waktu.
Salah satu pelangganku setiaku, sebut saja Bu Linda, seorang ibu rumah tangga yang meminta 40 tahunan, memintaku untuk datang ke suatu tempat di kompleks apartemen di bilangan Jakarta Barat. Seperti biasa aku datang pagi pada hari yang dijanjikan. Bu Linda adalah pelanggan lamaku dan hubungan kami sudah cukup akrab, lebih sebagai teman dan bukan hubungan bisnis gratis. Hari itu Bu Linda menemuiku dengan memakai daster, lalu berdada agak rendah, panjangnya setengah paha, jadi cukup pendek.
Dia adalah seorang wanita yang cukup cantik, berkulit putih bersih (Cina), langsing dengan pinggul lebar, pantat yang menonjol dan dada yang sedang sedang saja. Wanita yang menarik dan sangat ramah. Tapi ini adalah yang pertama kali ia menemuiku dalam pakaian seperti itu, bahkan yang pernah dengan pakaian yang sangat tipis dan seksi, entah sengaja atau tidak, yang jelas, selama ini ia tidak pernah menunjukkan tingkah laku yang ingin berbicara tentang hal hal yang menjurus. Dan akupun tidak pernah mencoba untuk melakukan tindakan yang mengarah pada kesitu, maklum, bukan gayaku, karena harus kuakui itu yang lebih sering ingin juga dilakukan.
Seperti biasa kami duduk di acara pertemuan. Setelah urusan selesai kami bercakap cakap seperti layaknya antar teman, tapi kali ini pandanganku sering tertuju kearah pahanya. Karena dia duduk dengan kaki terbuka sehingga sebagian besar terpampang dengan jelas di hadapanku, begitu putih dan mulus. Ternyata kadang-kadang sekilas terlihat celana dalam yang berwarna biru muda pada saat ia mengganti posisi yang didukung. Dan yang lebih menarik lagi, aku bisa melihat buah dadanya yang tidak terbungkus BH jika dia menunduk, tidak bisa melihat kapan pun bisa melihat pentilnya yang berwarna cokelat tua.
Sejak 4 hari aku tidak melakukan hubungan seks karena istriku sedang haid, padahal biasanya kami lakukan setiap hari. Karena itu aku berada dalam tegangan yang cukup tinggi. Pemandangan menarik dihadapanku membuatku agak gelisah. Gelisah karena kepingin, pasti, tapi gelisah karena kontolku yang mulai ngaceng agak terjepit dan sakit. Disamping itu aku tidak ingin Bu Linda memperhatikan keadaanku. Hal ini membuat saya jadi salah tingkah, terutama karena kontolku sekarang sudah ngaceng penuh dan sakit karena terjepit. Aku ingin memohon diri, tapi bagaimana caranya dengan kontol yang ngaceng, pasti kelihatan. Tidak ada yang bisa mengenakkan. Bangun salah, dudukpun salah.
Tiba tiba Bu Linda berkata, "Pak Yan (kependekan dari Yanto, namaku), kontolnya ngaceng ya?"
Aku suka disambar petir. Bu Linda yang selama ini sangat ramah dan sopan bertanya apakah kontolku ngaceng, membuatku benar benar tergagap dan menjawab, "E .. iya nih Bu, tahu kenapa."
Bu Linda tersenyum sambil berkata, “Baru lihat paha aku sudah ngaceng, apa lagi kalau aku sudah terima kasih memek aku, bisa muncrat tuh titit. Ngomong ngomong kontolnya engga kejepit tuh Pak? ”
Kali ini aku sudah siap, atau sudah nekat, entahlah, yang jelas aku segera berdiri dan membetulkan posisi kontolku yang dari tadi agak tertekuk dan berkata, "Mau dong Bu lihat memeknya, entar aku terima lihat kontol aku dah."
Bu Linda pun berdiri dan mengulurkan kontol kearahku, memegangnya dari luar celana dan meremas remas kontolku, lalu berkata, “Bener nih, tapi lihat aja ya, engga boleh pegang.”
Kemudian dia melangkah mundur selangkah, dibuka dasternya dan kemudian celana dipasang dan dilepas di dalam pinggul bulat dua langkah dihadapanku. Kemudian dia duduk kembali kali ini dengan mengangkangkan lebar lebar sambil berkata, "Ayo buka celananya Pak, saya ingin lihat kontol Bapak."
Sambil membuka pakaianku Aku memperhatikan tubuh Bu Linda. Teteknya sedang sedang, 36 B, putih dan membulat kencang, pentilnya cokelat tua dan agak panjang, mungkin sering dihisap, maklum memutus dua, lalu selangkangannya, bersih tanpa selembar bulupun, total dicukur botak, mudah dicukur karena aku suka suka memek yang suka banyak, lebih suka yang botak. Lalu bibir memeknya juga cukup panjang berwarna coklat muda, dibuka lebih dulu tutup memek yang tampak merah muda dan berkilatan, agaknya sudah agak basah.
Yang paling menarik adalah itilnya yang sangat besar, hampir sebesar jariku, kepala itilnya tampak merah muda menyembul separuh dari kulit yang ditutupinya, seperti kontol kecil yang tidak disunat, luar biasa, belum pernah aku lihat itil sebesar itu. photomemek.com Tangan Bu Linda mengusap usap bagian luar memeknya, kemudian telunjuknya masuk ke dalam lubang memek yang sudah merekah indah dan membuka lahan seperti kontol yang keluar masuk memek. Sementara tangan yang satu lagi memegang itilnya antara telunjuk dan ibu jari dan memilin milin itilnya dengan cepat.
Akupun tidak mau kalah dan mengusap usap kepala kontolku yang 14 cm, kemudian menggenggam batangnya dan mulai mengocok sambil terus melihat Bu Linda. Bu Linda mulai mendesah desah dan memeknyapun mulai menimbulkan suara berdecak decak karena basah, tampak air memek yang berwarna putih susu sedikit membasahi selangkangannya. Kami onani sambil saling memperhatikan. Sungguh tidak pernah kusangka apa yang sedang dilakukan bareng bareng seorang wanita rasanya begitu nikmat.
Saat hampir nyemprot, aku menahan kocokanku dan menghampiri Bu Linda yang terus menusuk dengan cepat. Aku berjongkok dihadapannya dan lidahkupun mulai menjilati memeknya. Bu Linda mencabut jarinya dan membiarkan aku menjilati memeknya, meminta meremas remas kedua teteknya dengan keras. Aku menjulurkan lidah ke dalam lubang memek yang menganga lebar dan menusuk nusukkan lidahku seperti ngentot, Bu Linda mulai mengerang dan tak lama mulai menarik kepalaku kearah selangkangannya membuat ku suka menggunakan sarung tangan tertutup, lalu terasalah memeknya berkedut kedut dan naik
Rupanya Bu Linda sudah diterima Tapi aku tidak puas dengan hanya menjilati lubang memeknya, sasaranku berikutnya adalah si itil besar. Mula mula kujilat jilat kepala itil yang menyembul dari kulit itu, lalu kumasukkan seluruh itilnya kemulutku dan mulailah aku menyedot nyedot sang itil. Belum pernah begitu merasakannya di dalam mulut dengan begitu jelas, dalam hatiku berpikir, “Begini rupanya ngisep 'kontol kecil'”.
Maklum itilnya benar benar seperti kontol kecil. Bu Linda mengerang erang dan menggoyang goyangkan pinggulnya kekiri sehingga aku bisa mengatur pinggulnya dengan tanganku yang membuatnya tidak terlepas dari hisapanku. Tidak lama dia mengeluarkan lenguhan yang keras dan memeknya pun kembali berdenyut dengan keras, kali ini dengan meningkatkan cairan putih susu yang agak banyak. Rupanya orgasme kedua telah tiba. Aku melepaskan itilnya dari mulutku dan mulai menjilati cairan memeknya hingga bersih. Sungguh nikmat rasanya.
Bu Linda tergolek dengan lemasnya seperti balon yang kurang angin. Akupun berdiri dan mulai mengocok lagi kontolku yang sudah terlalu keras dan tegang. Mata Bu Linda mengambil setiap gerakan tanganku mempermainkan kontolku. Saat aku hampir mencapai orgasme, kudekatkan dickku ke mukanya dan Bu Linda segera membuka mulutnya dan menghisap kontolku dengan lembutnya. Aku sungguh tidak sanggup lagi bertahan karena hisapannya yang begitu nikmat, maka akupun menyemprotkan air maniku di mulutnya. Rasanya belum pernah aku menyemprotkan senikmat itu dan kontolku sebagai tidak mau berhenti menyemprot. Begitu banyak semprotanku, tetapi tidak tampak setetespun air mani yang keluar dari mulut Bu Linda, semuanya ditelan habis.
Karena kami selalu meluncurkan bareng jika bertemu, dan percaya atau tidak, aku belum memasukkan kontolku ke dalam memeknya. Kami sudah sangat puas dengan ngocok bersama sama. Sayangnya dia sekeluarga pindah keluar, jadi aku sekarang kehilangan temen ngocok bareng. Tapi kenangan itu tetap ada di hatiku.
Mungkin ada ibu-ibu atau pasangan yang suka ngocok bareng dengan email, tolong kirim e-mail, pasti akan kubalas. Percayalah, lebih nikmat ngocok bareng dari pada sendiri sendiri.
Demikianlah Cerita Dewasa tentang Seks Ibu rumah tangga panas, Seks Ibu rumah tangga yang membahas 40 tahun dengan pria yang juga memenangkan 40 tahun, selingkuh dan melibatkan hubungan seks dengan tanpa disengaja dan dilanjutkan dengan disengaja, sekarang Seks Rumah tangga tak ada cuman ibu muda, ibu berumur 40 tahun juga bisa mengubah Seks Ibu rumah tangga
Komen di orgasex untuk mendapatkan cerita sex yang di inginkan 😘😘😘
Comments
Post a Comment